23 April 2011

Si Penebar Maut

 Oknum pengecut
Penebar maut
Tingkahmu kusut bagai badut
Dengan tahta kau bebas tertawa
Dengan kuasa kau bebas menyiksa
Birokrasi cepatlah kau mati
Agar kami tak terus-terusan makan ati
Dari Bakrie sampai Sri Mulyani
perkaya diri sedangkan kami berasa ingin bunuh diri
Korupsi, manipulasi, dianggap hak asasi
Dari pejabat  sampai wakil rakyat
meperbudak rakyat dengan pajak
Uang seakan menjadi Tuhan
Bagi mereka yang haus akan kekuasaan

Dreamland

19 April 2011

LUCU YAH?!



Antara mesti lanjutin kuliah dengan  ngambil jurusan yang nggak disenangi kedua orang tua gue atau kerja jadi babu  disebuah korporasi dengan resiko potongan upah disetiap bulannya. Terdengar mengeluh pastinya. Disaat roda-roda kehidupan terus berputar dan disaat yang sama pula lo akan merasa membutuhkan uang lebih karena sadar kalau di era ini-nih 20r ibu lo itu hanya mampu untuk membeli 2 bungkus nasi di Warung Sunda. Disisi lain realitas sosial semakin menekan gue untuk segera kuliah agar bisa menjadi bagian dalam skat-skat perkantoran. Mendadak gue terbangun dari mesin kehidupan yang terus mengontrol gue seperti robot. Yang mengharuskan gue menjadi si a, si b, si c bahkan si x sekalipun. Yang membuat gue berbohong demi bisa meraup keuntungan individu. Oh god, sungguh betapa ngehenya hidup ini. Ketika krisis ekonomi memaksa kita menjadi seorang koruptor, ketika kebahangiaan hanya bisa didapat dengan membeli, dan ketika semua orang berlomba-lomba untuk menjadi kaya. Dalam hati kecil gue berbisik keinginan untuk bisa menggaji diri gue sendiri tanpa si bos yang hanya bisa mengatur dan membuat perintah ini & itu. Gue nggak tau deh apakah kalian juga berfikir demikian? Kalaupun iya, jawabannya pasti "yah, apa boleh buat?! habisnya bla bla bla & BLA sih?!!"  Harga ini itu yang terus naik juga membuat esmosi gue ikut naik. Dunia seakan sudah tak nyaman lagi untuk dihuni. Bukan Alamnya, melainkan MA-NU-SI-A nya lah yang TO-LO-L!!! Jangan salahin deh kalau semakin hari Sergap & Buser isinya semakin nge-gore. Dunia telah membuat kita menghalalkan cara bunuh diri & mendorong kita menjadi lebih gila dari yang sebelumnya. Tapi gue percaya minoritas setiap individu memiliki jalan keluarnya sebagai pelarian dari berbagai himpitan mulai dari ngegambar, ngeband, sampai ngelanturrrr (yang sekarang lagi gue lakuin)! hahahah...

15 April 2011

Berbeda & Merdeka 100%

Gambar ini ada sebagai support gue terhadap gerakan sosial bertemakan "Berbeda dan Merdeka 100%" yang mengajak kita semua untuk secara sukarela menyerukan kepada semua orang agar saling memerdekakan perbedaan. Kegiatan tersebut terbuka untuk semua golongan, tidak bersifat komersil, dan juga tanpa paksaan sedikitpun. Kalau kamu adalah seorang yang cinta damai, menghargai perbedaan & menolak kekerasan, Berbeda & Merdeka 100% mengundang siapapun itu untuk hadir pada,
Minggu 17 April 2011
Ruangrupa
Tebet Timur Dalam Raya No.6 
Jakarta Selatan

11 April 2011

V



"Jangan menilai wanita dari virgin atau nggaknya", Seorang wanita saja tidak pernah mempermasalahkan keperjakaan pasangannya". 


Hmmmm, Sering banget deh gue denger pernyataan semacam itu. Terlepas dari masih perawan atau tidaknya, gue punya pendapat berbeda akan hal ini. Ini bukan masalah Tuhan yang nggak adil karena bla bla bla dan BLAAA!!! tapi coba deh berfikir kenapasih dari jaman sebelum masehi wanita selalu menjadi "korban?". Korban pemerkosaan, korban penculikan, korban penjambretan sampe korban kekerasan & perbudakan? Serta alasan kenapa selama ini virginitas itu dianggap penting banget bagi sebagian masyarakat termasuk gue pribadi. Ketika gue menjalin hubungan dengan seorang pria gue paling anti nanyain masalah keperjakaan si pria tersebut. Jelas organ intim pria nggak memiliki selaput yang bisa sobek seperti halnya vagina perempuan, jadi nggak diperlukan liang vagina untuk membuat si pria tidak lagi perjaka. Pria bisa kapan saja melakukan aktivitas seksualnya tanpa mesti meninggalkan "bekas yang permanen" sehingga pria nggak butuh proteksi kuat untuk menjaga si perjakanya itu. Kontras sekali bukan? Yap, inilah kodrat. Tuhan menciptakan selaput darah dalam liang vagina setiap wanita untuk dijaga dan ketika selaputnya sobek, (dikarenakan aktivitas seksual tentunya) kita akan merasa kehilangan sesuatu yang berharga. Kehilangan kenikmatan luar biasa yang seharusnya menjadi kado terindah bagi suamimu kelak.
Dijaman sekarang wanita lebih memilih untuk cantik ketimbang pintar. Pintar dengan tidak bangga mengumbar aibnya sendiri, pintar dengan tidak mudah jatuh dalam setiap kalimat-kalimat sihir yang dijanjikan kaum adam (eitssss tunggu dulu, ini gue ambil dari fakta yang belakangan ini banyak terjadi). Nggak ada yang salah kok dari seorang wanita yang tidak lagi perawan dan seorang pria yang memilih wanita tidak perawan untuk menjadi istrinya, balik lagi itu adalah sebuah PILIHAN. Pilihan tatkala lo kehilangan hal tsb lo nggak berhak menyalahkan pihak laki-laki dan pilihan dimana ketika lo kehilangan sesuatu yang berharga itu lo hanya merasa bersalah atas diri lo sendiri, merasa malu dan sangat-sangat terpukul karena dulu pernah mengumbar komitmen yang sangat sakral. Jadi yang mesti diluruskan disini adalah pola pikir masyarakat yang melabeli bahwa wanita baik itu berarti mereka yang tidak pernah berhubungan. Bagi gue ketidakperawanan seorang wanita bisa ditutupi dengan sikap, pola pikir dan prilakunya sehari-hari. Setiap orang pasti memiliki masalalu yang buruk bukan? Jalan keluarnya adalah mencoba memaafkan diri sendiri dengan berbuat baik, membina hubungan tanpa serentetan kata janji, berkenalan dengan banyak orang, mencoba bergaimacam hal baru, dan yakin jika semua yang telah hilang itu tidak sia-sia datang.

  KISSES & HUGS FOR ALL THE WOMEN IN THE WORLD :-*

09 April 2011

The Biggest Propaganda

"Global warming is the big propaganda of political elites"